Hadist Shokheh

من حفظ من امتي أربعين حديثا ... كنت له شفيعا يوم القيامة Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. LUQMAN:17)

Selasa, 06 Oktober 2009


Jadilah orang yang CERDAS. Bukan hanya berfikir cerdas dalam urusan dunia namun berfikir cerdas dalam urusan kematian. Saat kita melihat televisi, kemudian kita mendengar adzan, segerakan shalat. Jangan menunggu acara favorit di televisi selesai karena belum tentu ketika acara itu berakhir kita masih punya kesempatan untuk shalat, belum tentu ketika acara favorit kita berakhir kita masih hidup. Selalu tanamkan dalam diri bahwa kematian sangat dekat, karenanya, upadayakan dalam setiap shalat kita sempurnakan seolah ini adalah pertemuan akhir kita dengan Allah di dunia. Boleh jadi setelah shalat, Allah memanggil kita pada panggilan-Nya yang ketiga (kematian). Inilah yang disebut dengan DZIKRUL MAUT. Ketika kita senantiasa dzikrul maut maka yakin tidak akan pernah merasa berat untuk menjalankan shalat, tidak akan merasa terbebani untuk mendirikan shalat.

Seorang yang mendirikan shalat, maka Allah akan menganugerahkan sesuatu yang dirasakan dalam hatinya. Ialah hikmah shalat, dirinya akan senantiasa dijauhkan dari perbuatan keji dan mungkar. Ketika sebelumnya menemui jalan buntu, maka Allah akan memberikan solusi sebagai jalan keluar. Seorang yang shalatnya benar, niscaya Allah akan menuntunnya kepada jalan ketaqwaan, dan kemudahan rizki. Seorang yang mampu merasakan hikmah, dia akan tumbuh menjadi pribadi yang pandai bersyukur, ketika dirinya bisa menjalankan shalat tepat waktu maka ia akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena Allah telah mengkayakan hatinya.

Intinya, ketika shalat kita benar,roh shalat akan senantiasa kita bawa dalam kehidupan sehari-hari dengan berbekal syukur dan cinta kepada Allah akan semakin khusyu’ menjalani hidup. Oleh karenanya, janganlah kita membatalkan “hikmah shalat” kita dengan perbuatan yang dibenci oleh Allah. Ketika shalat kita benar niscaya kita akan mendapat keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣﴾

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(Al-Baqarah, QS. 2:153)

Seorang yang mendirikan shalat, lisannya senantiasa terjaga, kata yang terucap adalah penuh dengan hikmah yang mampu membangkitkan kesadaran orang lain. Kata-katanya lembut tidak menghinakan orang lain. Hati, lisan, penglihatan, pendengaran, serta setiap tingkah lakunya senantiasa terjaga dan dalam penjagaan Allah. Allah Karim.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ﴿٤٥﴾

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Al-Ankabut, QS. 29:45)

Shalat yang didirikan dengan benar mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Mari kembali evaluasi shalat kita, jangan-jangan selama ini masih berupa kebiasaan saja. Mulailah menshalatkan hati dan fikiran, bukan hanya tubuh kita. Ketika kita benar-benar mendirikan shalat niscaya pola hidup kita akan berubah ke arah yang lebih baik. Luruskan kembali niat ikhlas lillahi ta’ala. Siap? Insya Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar